Frekuensi

Prolog

Buku frekuensi adalah buku kedua dari series Resonansi.  Melalui buku frekuensi, penulis ingin menyampaikan pesan bermakna tentang menjalani Quarter Life Crisis di usia seperempat abad. Dimana di usia ini kita mempunyai tantangan melewati 3P pilihan hidup yaitu pendidikan, profesi, dan pasangan.

Di buku ini, penulis mengajak pembaca untuk menyelami pilihan pasangan. Takut, khawatir, dan merasa gelisah dalam penantian tak jarang membuat kita terus berkutat dengan rasa dan sampai lupa bahwa diri perlu terus bertumbuh.

Semoga kehadiran buku frekuensi mampu memberi terang di antara takut, khawatir dan gelisah dalam penantian. Pilihan datang, kadang saat kita sudah mampu berserah dan menjadi versi diri terbaik.

Di buku ini kamu akan :

1. Menyelami rasa khawatir, takut, dan gelisah.
2. Bertumbuh mindset baik tentang penantian.
3. Menemukan ruang untuk bangkit dan memaknai yang tak kunjung datang.
4. Kembali percaya bahwa Allah sebenar-benarnya penyusun skenario terbaik.
5. Quarter Life Crisis soal pilihan pasangan adalah fase yang justru menjadi pelecut untuk menemukan diri sendiri.

Sekilas tentang frekuensi :

1. Buku hardcover dengan pembatas pita.
2. Kertas kecokelatan.
3. Berisi sketch sederhana.
4. Tulisan bergenre cerita pendek cenderung ke prosa.
5. Berisi 230 halaman.

Tentang Penulis

Dwi Nurul Hidayah, dengan nama pena dnh adalah seorang perempuan yang lahir di Tuban, Jatim. Ia mengawali dunia kepenulisan sejak 2014. Berawal dari ketertarikannya menjadi pendengar kisah teman-temannya dan sering dipertemukan dengan banyak kepala, akhirnya dia memiliki begitu banyak insight untuk dibagi. Ia juga fokus pada dunia pemberdayaan pemuda sejak 2016 dengan pergerakannya di Metamorfrosa Indonesia Bandung.

Kini ia sedang menggeluti sebagai ibu muda yang ingin tetap menulis. Resonansi, Frekuensi, dan 3 anak karyanya yang akan lahir tahun 2022 menjadi bukti bahwa ia ingin tetap konsisten untuk berkarya. Katanya, kelak tulisannya semoga bisa dibaca oleh anak-anak ideologis dan anak cucu biologisnya. "Biar pas nanti aku sudah dipanggil oleh Allah, anak-anakku masih bisa menemukan pemikiran ibunya lewat tulisan-tulisan yang dibuat." celetuknya.

Tentang Penulis

Isny Ichlaziyah, merupakan seorang wife-preneur yang senang bercerita melalui kata. Saat ini ia tinggal di Kota Bandung dan telah melahirkan karya sederhana berjudul Resonansi dan Frekuensi, di mana di dalam karyanya ia bercerita tentang hikmah yang telah ia lalui bersama partner menulisnya. Dan ia juga menulis buku antologi berjudul Cantik Versi Kamu dan Recolor My Life, di mana ia mencurahkan apa yang pernah dirasakan yang semoga pembaca bisa mengambil secuil hikmah dari apa yang ia lewati dalam hidupnya.

Apa Kata Mereka..

Pesan & Kesan suara hati para pembaca setelah membaca buku Frekuensi

Resonansi

Sinopsis: 

Resonansi merupakan konsep Fisika yang membahas tentang ikut bergetarnya suatu benda karena punya frekuensi yang sama. Ternyata hal ini juga berlaku terhadap pertemuan manusia. Niat baik yang kita susun dan tindakan baik yang kita cipta akan membangun sebuah frekuensi. Barangkali, kesamaan frekuensi lah yang menyatukan kita.

Sehingga, bagaimana kita khawatir dengan siapa kita akan disatukan. Entah pertemanan, pasangan, lingkaran pergaulan. Sebab, kita pasti akan disatukan dengan pemilik frekuensi yang sama. Pembaca akan diajak memaknai bagaimana pertemuan-pertemuan itu didesain apik oleh Tuhan. Hingga, cukup menyibukkan diri dengan kebaikan. Kemudian, sama-sama memeluk kekhawatiran dan ketakutan.

Hati perlu menepi

Sinopsis: 

Seringkali hidup kita terlalu riuh dengan penilaian orang lain terhadap kita. Begitu banyak suara-suara di luar diri sendiri yang akhirnya mengontrol keputusan-keputusan di masa depan. Alih-alih kita jadi makin sadar pentingnya mendengarkan isi hati sendiri, tetapi justru kita makin kehilangan diri. 

Hidup kadang tidaklah rumit. Tetapi, standar2 sosial yang kita izinkan mengontrol diri kitalah yang membuat hidup jadi rumit dan sulit. Ada kalanya semua perlu secukupnya. Mendengar secukupnya, berinteraksi dengan batasnya, dan punya jeda biar kembali merasa jadi manusia.

Buku ini ingin mengajak dirimu menepi, agar telinga kita lebih jeli mendengar isi hati.

Dialog diri

Sinopsis: 

Kadang kita terlalu banyak bicara sampai lupa mendengar. Kadang kita terlalu sering membandingkan diri kita dengan orang lain, daripada menengok diri sendiri. Kadang, kita terlalu ingin menyenangkan banyak orang bahkan jika harus menjadi orang lain.

Buku ini ingin menuntunmu untuk menjadi manusia (lagi). Manusia yang punya batas dan tepi. Kita tidak selalu harus terus mendengar isi kepala setiap manusia yang kita temui. Sebab, banyak cahaya yang kita akan temukan, justru saat kita mulai bisa mendengarkan diri sendiri.

Mari berdialog.. dengan dirimu sendiri.

Dapatkan segera dengan beragam paket yang dapat kamu pilih!

Pesan harga promo sebelum berakhir:

Hari
Jam
Menit
Detik

Klik disini untuk pemesanan Paket Digital.

Klik disini untuk pemesanan Paket reguler / Paket gold / Paket exclusive / Paket bundling.

Pesan via Shopee.