Ini merupakan ruang cerita dari Dwi Nurul Hidayah untuk menulis dan menyampaikan cinta-Nya lewat cerita ringan. Mungkin kamu juga akan diajak mengunjungi seikat hikmah yang didapat dari prosesnya menjalani hidup, mengambil keputusan, mendengar sekitar, maupun me-rasa-kan. Selamat menyelami!
Buku
Frekuensi & Resonansi (Bundle)
Resonansi
Frekuensi
Selamat mengunjungi Ruang Cerita. Dimana tulisan, gagasan, kekhawatiran, hikmah, dan juga curhatan ringan berada. Sesekali kamu akan menemukan riuhnya kehidupan yang kamu (mungkin) juga merasakannya. Hingga, banyak kali kamu juga akan menemukan banyak syukur, sebab Allah selalu memberikan pemahaman baik dari akhir kisah.
Nanti kalau kita jadi orang tua, semoga kita menjadi lebih bijak. Zaman terus berganti seiring [...]
Tempo hari seorang teman menghubungiku karena ia gagal kesekian kali dalam proses menemukan pasangan hidup. [...]
Tak apa-apa jika saat orang lain sudah berjalan begitu jauh untuk memperluas kebermanfaatannya, lalu kamu [...]
Berapa kali kita berusaha menepis perasaan-perasaan sedih dalam diri? Berapa sering kita mengabaikan keresahan diri [...]
Semakin dewasa, kita jadi lebih memahami seni mencukupkan dalam hidup. Kita jadi tahu seberapa besar [...]
Kita pernah melewatkan banyak orang yang hadir silih berganti. Beberapa orang rela menunggu ego kita [...]
Hari ini sudah waktunya kamu mengisi jiwa dan menempuh perjalanan ke dalam dirimu sendiri. Setelah [...]
“Setiap manusia di bumi sedang bersama tujuannya masing-masing. Ia belajar memberanikan diri mengambil keputusan, melawan [...]
Langkah-langkah hidup diabadikan lewat percakapan ringan dua anak manusia. Semoga bisa memberi ruang untuk kita saling mendengar. Saat di luar sana, begitu banyak manusia yang berlomba untuk bicara. Mari saling menyediakan telinga.
Username or email address *
Password *
Remember me Log in
Lost your password?
![[๐๐๐ซ๐ ๐๐ฃ๐ ๐ฉ๐ง๐ฎ ๐ก๐๐ฉ๐๐ง]
Menjadi ibu, membuatku terus belajar jadi chef dan juga ahli gizi. Meski bener2 fase MPASI merupakan fase ter-challenging dari proses tumbuh kembang selain bagaimana bisa mengenalkan Hasbiy ke Tuhannya. Mengalami fase MPASI dari usia 6-14 bulan dengan lancar, ternyata 15 bulan ke atas justru bayi makin linter dan tahu apa yang dia mau. Sehingga, umma didorong untuk berkreasi dan anti patah hati.
.
.
Patah hati? Hihi. Sepertinya parents disini pasti pernah ya bagaimana rasanya anak tidak mau makan. Sementara, ia perlu terus bertumbuh dan terpenuhi kebutuhan nutrisi di 1000 hari pertamanya. Sebab, nutrisi yang baik akan melahirkan badan yang sehat. Badan ini kelak jadi kendaraan ia menunaikan peran terbaiknya sebagai khalifah fil Ardl. Tetapi, umma bersyukur anak bisa makin tau apa yang dia suka dan tidak. Ia jadi tahu seleranya seperti apa. Ia juga sudah mulai mengenal variasi makanannya.
.
.
Bukan kita yang harus memaksanya untuk makan. Tetapi, bagaimana kita bisa mengenal dan eksplor apa yang sedang ingin dimakannya. Tak apa untuk sesekali menangis di pojok dapur. Yang penting terus minta pertolongan Allah agar anak tetap optimal tumbuh kembangnya. Termasuk yg masih jadi challenge adalah bagaimana hasbiy bisa makan daging sapi. Beruntung bisa ada brand @bumbubunda.byelia yang kreasi abonnya bener2 terjaga kualitas keoriginalan bahannya. Umma jadi lega dan baby bisa lahap lagi. Makasih ya.. cobain deh, beneran teksturnya sampe bikin hasbiy habis sekejap dalam sebungkus.
_______
#aboncipungasli #kalducipungasli #cipunganakbundaelia #mpasihomemade #kreasimpasiabon #mpasiabon #resepnasigoreng](https://dnhgallery.com/wp-content/plugins/instagram-feed/img/placeholder.png)
WhatsApp us